Social Icons

Pasukan Diklat Teknis Peradilan

Upacara Pembukaan Diklat Teknis Fungsional

Upacara Pembukaan Diklat Teknis Fungsional Perkara Pemilu Legislatif 2014.

Diklat Training Officer Course (TOC)

Suasana Kelas Usai Belajar Diklat Training Officer Course (TOC)yang diikuti Pejabat dan Staf Pusdiklat Teknis Peradilan 2013

Kunjungan ke Pusdiklat BPK Jakarta

Kunjungan ke Pusdiklat BPK Jakarta dalam rangka Obeservasi Lapangan dalam kegiatan Diklat Training Officer Course (TOC)

Lokakarya E-Learning

Suasana Kelas dalam Lokakarya E-Learning

Diklat PHI dan Perikanan

Diklat PHI dan Perikanan

Serius

Kabid. Program dan Evaluasi dampingi Kapusdiklat Teknis Peradilan

Kegiatan Diklat Teknis Fungsional

Diklat Teknis Fungsional Perkara Pemilu Legislatif

Foto Bersama

Foto Bersama Pimpinan Balitbang Diklat Kumdil M.A.R.I

Diklat Terorisme

Foto Bersama Pimpinan Balitbang Diklat Kumdil M.A.R.I

Rapat Penyusunan Kurikulum dan Silabus

Sambutan Kapusdiklat Teknis Peradilan

Kamis, Januari 29, 2009

Tips Perkawinan

The experience is good teacher, begitulah pepatah mengatakan. Dari pengalaman seseorang dapat belajar tentang segala hal; baik dalam menempuh hidup dan kehidupannya.

Nah, pada kesempatan ini aku mencoba membagi pengalaman pribadi yang mungkin berguna untuk anda, terutama kaum hawa yang kebetulan telah mempunyai calon pendamping dan berniat untuk ke jenjang pernikahan.

perkawinankoe

Ketika aku menikahi istriku ini (mudah-mudahan ini yang pertama dan yang terakhir), seperti biasa kedua mempelai dibekali wejangan atau petuah dari Kyai yang kebetulan masih saudara dari pihak isteri.

Sang Kyai tersebut mengatakan, bahwa dalam membentuk rumah tangga yang sakinah dan mawaddah, perlu adanya saling pengertian dan kejujuran (well, ini mah udah biasa diomongin …. lagian menurutku definisi pengertian dan kejujuran masih bersifat abstrak dan subyektif. Ngga riil deh..). Ops, kok jadi motong pembicaraan Kyai…. Oke, kita lanjutin lagi.

Begini, Mahligai rumah tangga itu tak ubahnya seperti sebuah bahtera. Agar bahtera yang kita jalani tidak karam oleh karang atau tetap tegar meski ditempa ombak tsunami sekalipun, maka hanya ada satu cara untuk dapat selamat mengarungi lautan lepas, yakni membentuk seorang Nahkoda yang tangguh….. yach, seorang Nakhoda !!...tidak lebih dari satu. Akan menjadi hancur berkeping-keping apabila dalam satu bahtera dikemudikan oleh dua orang nahkoda. Jadi, ciptakanlah dalam bahtera rumah tanggamu hanya dengan seorang nahkoda. Seorang suami adalah nahkoda bagi rumah tangganya. (hayah, …. perasaan ngebahas perkawinan kok malah jadi ngomongin ombak, laut, karang… mang ada relevansinya? Hkhkhkhk…… au ah elaap).

Sebentar Sang Kyai menenggak kopinya, lalu kembali melanjutkan wejangannya (wajahnya yang keriput itu makin ciut oleh keringat …. salah sendiri kenapa minum kopi panas di siang bolong…..coba kalo minum es kelapa muda..mak nyos suegeeernya rek…..). Yuuk dilanjut…..

Nasehat ini untuk pengantin wanita….

Cucuku…. Jika ingin rumah tangga kalian langgeng, lestari, abadi … maka, perhatikanlah baik-baik nasehatku ini…

(hm, kelamaaan….. dah ga sabar nih….)

Bagi seorang isteri, ada tiga perkara yang harus dilakoni terhadap suaminya. Pertama; Jadilah isteri itu seperti Ratu. Ketika seorang isteri hendak berpergian ke luar rumah bersama suaminya, misalnya kondangan atau shoping, maka seorang isteri dituntut untuk bersolek secantik – cantiknya bagai bidadari. (jangan berpakaian bikini kalo pergi ke Mall, emang suami ente Tarzan?… bikin malu ah).

Kedua; Jadikanlah isteri itu seperti Pembantu di rumahnya. Selalu dalam Siaga Satu; siap meladeni keperluan suami, Kalo mau makan sajikanlah makanan kesukaannya (bukan berarti makanan yang enak-enak dan mahal lho, kalo emang suami anda suka semur jengkol atau lalap pete tak ada salahnya menghidangkannya disamping menu yang lain). Dan apabila suami anda hendak pergi ke kantor, siapkanlah sepatunya (setidaknya sepatunya disemir biar keliatan mengkilap gitu). Pendek kata …. Isteri harus benar-benar mampu menciptakan Home sweet home.

Dan yang ketiga, seorang isteri harus mampu menjadikan dirinya seorang Pelacur bagi suaminya. (Waks,….. apaan pelacur? Nah lho…). Yach, ini adalah kunci terpenting agar suami selalu lengket dan setia kepada anda. Oleh karena itu, seorang isteri harus pandai “bermain” di ranjang dengan suaminya. Apakah itu bermain kuda-kudaan, main tebak angka 69, ataupun memanjakan suami dengan “mandi kucing”. Jika suami merasa dipuaskan oleh permainan isterinya, Insya Allah perkawinan kalian akan utuh selamanya.

Begitulah wejangan dari Sang Kyai yang pernah aku dengar. Oke, aku rasa cukup jelas dan semoga tulisan ini ada manfaatnya. Bila perlu, sering-seringlah berkonsultasi pada seseorang yang menurut anggapan anda orang tersebut memang paham tentang masalahnya.

Minggu, Januari 25, 2009

Semalam di Jakarta (Cerpen)

balaibahasabandung.web.id

Oleh : Aryo Karlan

semalam di jakarta

Waktu itu kira-kira jam tiga sore. Cuaca agak buruk, maklum musim hujan. Tapi aku tak mau hanya karena cuaca buruk, urusanku jadi berantakan. Maka segera kularikan Civic Wonder putih menuju jantung Ibukota. Rupanya Jakarta menyambut kedatanganku dengan hujan rintik-rintik.

Aku merasa beruntung, karena dengan keuan­ganku yang berlimpah, segala urusan jadi mudah. Buktinya, ketika mengurus Surat perijinan dari instansi pemerintah, dengan sedikit uang pelicin, urusan bisnisku jadi lancar. Birokrasi formal yang bertele-tele kusumbat dengan beberapa lembar 'seratus ribuan'. Memang kita harus berani berkorban bila ingin urusan cepat sele­sai. Lagi pula jadi orang kaya hendaklah murah hati dan jangan pelit. Uang yang kita kumpulkan segudang sekalipun tak mungkin dibawa mati. Aku sarankan, jadilah orang kaya seperti aku. Bantu­lah orang-orang yang butuh pertolongan. Dan karena didorong oleh kedermawananku, seusai mengurusi urusan itu, aku langsung menuju hotel berbintang. Hotel yang seringkali kusinggahi bila kebetulan aku berada di Jakarta.

Keberadaanku di Ibukota selain mengurusi bisnis, juga ingin bertemu dengan salah seorang relasiku yang bernama Mega. Katanya ia ingin memperkenalkan aku dengan seorang kawannya. Mega, dalam smsnya, menyuruh agar aku ke night club malam itu juga. Kupi­kir ini pasti sangat penting. Dugaanku ternyata benar! Mega menceritakan tentang seorang kawannya yang butuh pertolongan. Lebih lanjut Mega menuturkan bahwa, kawannya yang bernama Lestari itu bersedia bertemu denganku di sebuah night club, tempat yang dijanjikan oleh Mega.

Kuingat sekali, ketika aku memasuki night club, suasana begitu meriah. Setelah memesan soft drink, aku mengambil duduk di pojokan. Kulihat banyak juga pria-pria seperti aku bertebaran di ruangan. Para call-girl dengan setia menemani mereka. Kendati jauh dari rumah, aku merasa perlu mawas diri. Khawatir kalau-kalau yang hadir ada yang mengenaliku. Akan cela­kalah aku! bukan karena aku sok suci, tapi coba Tuan bayangkan, bagaimanakah reaksi seorang istri bila mendengar suaminya berada di tempat seperti ini? apa yang mesti kujawab jika ini terjadi pada diriku? Untuk menghilangkan prasangka itu, kunyalakan dun-hill. Sementara suasana klub makin meriah. Floor-show muncul menampilkan beberapa penari yang cantik dan seksi-seksi. Bak tarian Martha Graham, para penari itu meliuk-liukkan tubuhnya, mengiringi alunan musik berirama Rap.

Sungguh mendebarkan! sebab penari itu mengenakan busana yang transparan dan rok-rok pendek, yang dibelah dari arah perut sampai ke bawah. Sehingga jika kaki itu diangkat tinggi-tinggi, akan nampak suatu pemandangan yang mampu melemaskan lutut. Namun demikian mereka bukan penari yang menunjukkan selera kampungan. Mereka memang memakai celana dalam yang sempit, membuat mata ini bila memandang, sayang untuk ditampik. Aku duduk dengan gelisah. Sudah setengah jam Mega belum juga muncul. Dalam penantian, pikiranku melayang-layang. Secantik apakah kawan Mega yang berna­ma Lestari itu?.....

"Tuan Kasdi?.....” Aku sangat terkejut sewaktu kudengar sapaan halus mengkais daun telinga. Ketika aku menoleh, telah berdiri seorang gadis cantik disebelahku. "Andakah yang bernama Tuan Kasdi Joyodiningrat?"

"Yah, betul ... siapa anda?" balasku bertanya. Gadis itu bukan­nya menjawab, malah tersenyum. Ah, pasti dia call-girl kelas kakap, tebakku dalam hati. Bukan hal yang baru kualami jika duduk seorang diri di tempat semacam ini.

"Saya kawannya Mega ... saya Lestari, Tuan" ucapnya seraya mengulurkan tangannya. Dengan sedikit ragu-ragu kusambut tangan dia, dan tatapan mataku tiada berkedip memandang gadis yang bernama Lestari itu. Sungguh cantik!

"Oh,...maaf! saya pikir anda..."

"Saya mengerti maksud, Tuan" selipnya cepat, dan duduk diha­dapanku. Sepasang bola matanya ku lihat begitu jernih dan apik.

"Mega kemana?" tanyaku mencoba mengalihkan situasi yang tiba-­tiba kurasakan kaku. Sebelum menjawab, ia mengulum bibirnya yang kering. "Ia hanya titip salam buat, Tuan."

"Oh..." aku berguman pelan. Kupanggil seorang pelayan yang kebetulan melewati kami. Kepadanya aku pesan minuman Irian Mocca

Meskipun usiaku telah berkepala lima, gairah semangat mudaku bangkit bila berhadapan dengan gadis secantik Brook Shiels, seperti Lestari itu. Sejenak, kurapikan rambutku yang telah memutih. Kunyalakan kembali dunhill dan kuhisap dalam-dalam.

"Rokok?" tawarku padanya. Ia menggeleng. Kuteliti wanita yang bernama Lestari itu, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Begitu­ sempurna. Saat itu pelayan datang sambil membawa minuman yang kupesan. "Kudengar kamu butuh pertolongan" ujarku memulai perca­kapan, "Kalau boleh kutahu, apa kesulitanmu?"

"Ibu saya sakit keras, Tuan."

"Jangan panggil saya tuan, kurang akrab kedengarannya. Pang­gil saja aku Om, oke?!" potongku meralat. "Sakit apa ibumu?" tanyaku kemudian, ingin tahu. Kuperhatikan Lestari tarik nafas sebentar sebelum menuturkan ucapannya.

"Ibu saya sakit keras, Om. Ginjalnya rusak dan harus diopera­si. Kami tak mampu menanggung biaya pengobatan. Saya relakan diri saya, asalkan ibu saya dapat sembuh. Barangkali Om sudi menolong kami," tuturnya terisak-isak. Aku membisu sejenak, bukan karena aku tak mampu menolong, tangisan itulah yang membuatku agak riskan dan bingung.

"Berapa yang anda perlukan?" Kulihat Lestari mulai berani menatapku, mungkin karena aku telah menawarkan harga.

"Tiga juta saja, Om," sahutnya lirih, namun cukup mengejut­kanku. Mega keterlaluan! biasanya aku cuma mengeluarkan duit sekitar lima ratus ribu untuk sekali kencan, itupun call-girl kelas elit.

"Terus terang saja, Om! saya masih gadis, masih perawan!" ujarnya parau. Seketika itu pula, aku jadi bergairah mendengar pengakuan gadis itu. Hm, pantaslah sikapnya masih terlihat kaku dan canggung. Bagai menemukan sebongkah mutiara, aku langsung mengajak Lestari pindah tempat yang agak tenang, di sebuah resto­ran. Jakarta rupanya memberiku supraise!

Di restoran hotel kami makan malam dengan santainya, mengha­biskan dua porsi steak. Kami lalu berbicang-bincang sambil menik­mati anggur yang keras dan manis. Kini kepalaku mulai pusing dan rasa panas menjalar keseluruh tubuhku. Hal yang sama dialami juga oleh Lestari. Ternyata Lestari adalah seorang gadis yang begitu supel dan lincah, meski agak malu-malu.

Dia menceritakan semua penderitaan ibunya yang harus dioperasi. Dia juga mengutuk Ayah­nya yang tak mau bertanggungjawab, karena Ayahnya lebih suka dengan istri mudanya. Aku menduga bahwa Lestari mau korbankan kegadisannya lantaran dia anak paling tua dari lima bersaudara. Mungkin juga karena Lestari ingin membuktikan perhatiannya pada orang tuanya. Atau bisa jadi cerita dia hanya dibuat-buat. Entah­lah, yang pasti aku sangat senang mendengar kisahnya itu.

Barangkali orang-orang merasa masygul melihat aku yang sudah seusia ini, menggandeng tangan Lestari, seorang wanita berumur 17 belastahunan, melalui koridor, berjalan menuju ke lift dan menghilang menuju lantai enam. Aku membuka kamar dan menyilakan Lestari masuk. Ia masuk dengan ragu-ragu. Aku bersiul-siul membuka pakai­an dan mengambil kopor untuk berganti dengan piyama. Kulihat wajahku di depan cermin, rambut memutih, kulit yang sudah mulai keriput, tetapi mataku masih bersinar. Aku belum merasa begitu tua toh? Kulihat Lestari duduk di pinggir ranjang dengan gaun merah jambunya. Kudekati dia dan duduk di sampingnya. Kupegang bahunya dan kucium pelipisnya. Kurasakan nafasku sedikit tersen­dat oleh gelora yang kian binal. Kumainkan sebentar bibirnya yang mungil nan menantang itu.

"Apa yang mesti saya perbuat, Om?" tanyanya polos. Kulihat lehernya bergerak menahan nafas.

"Buka," kataku berbisik. Lestari membuka risluiting di bagian belakang dengan gerakan lambat. Jantungku berdegup keras.

"Apa yang harus saya lakukan lagi?" tanyanya kembali, nyaris berupa desahan.

"Tanggalkan pakaianmu," bisikku. Lestari menurut dan kubar­ingkan tubuhnya yang sintal itu. Ranjang hotel ini begitu indah, berwarna biru laut dilapisi seprai putih yang halus. Pandai sekali orang hotel membuat suasana romantis seperti ini. Untuk menambah sejuknya suasana, kuhidupan tape dan kupilih lagu Julio Iglesias yang melankolis. Di luar cuaca bertambah buruk, maklum musim hujan. Justru cuaca yang demikian aku jadi terobsesi. Tak kan kulupakan cuaca Jakarta malam itu. Aku benar-benar merasa berun­tung!

Esok paginya aku terbangun dari tidur. Aku bersiul-siul dan masuk ke kamar mandi. Mandi air hangat di bawah deuce sangat meyegarkan. Keletihanku semalam sirna dan aku seperti anak muda kembali. Selesai mandi kukenakan jas serapi mungkin. Kulihat wajahku di depan cermin, rambut memutih dan keriput-keriput di mu­kaku masih nampak, tapi gairahku makin melonjak-lonjak!

Aku menarik nafas panjang-panjang, lalu beranjak menuju jendela. Udara cerah, tak hujan lagi. Ketika kubuka, mobil-mobil mewah sudah berseliweran memadati jalan rata. Kunikmati suasana kota Jakarta, yang terbentang dibawahku luas-luas. Kulihat di ujung sana, diseberang kali yang kotor penuh sampah dan gubuk - ­gubuk kecil seperti rumah siput. Dari jauh penghuni-penghuninya mulai keluar dengan pakaian serba kumal. Aku cuma bisa mendesah pendek. Mereka memang belum berhak menikmati kehidupan di hotel-hotel mewah seperti aku. Apalagi meniduri seorang gadis cantik seperti Lestari. Selagi aku asyik menikmati panorama, kudengar suara Lestari menggeliat. Oh, rupanya sudah bangun. Ia kelihatan letih dan berwajah kusut masai, mungkin karena ia belum mandi pagi.

Sebetulnya aku ingin sekali berlama-lama dengan Lestari. Tapi aku teringat tugasku yang belum rampung. Aku harus secepatnya kembali ke Bandung. Cukuplah semalam di Jakarta ini. Toh aku benar-benar bahagia. Akupun sangat bangga pada diriku, seorang konglomerat yang dermawan!

Pada hari itu, aku telah menolong seseorang yang hampir mati karena ginjalnya

******* T A M A T *******

KESEMPATAN KEDUA (Cerpen)

balaibahasabandung.web.id

Oleh : ARYO KARLAN

anis dan rembulan

Tak pernah terlintas dalam pikiranku bakal berjumpa kembali dengan Magdalena Puspitasari, wanita asal Manado, di sebuah pusat perbelanjaan.  Sungguh luar biasa! lima tahun sudah rentang waktu perpisahan namun dia masih seperti yang dulu. Bahkan terlihat lebih seksi meskipun telah melahirkan dua bocah cantik-cantik, hasil perkawinannya dengan Raymond.

Body guitar Spanyol-nya dan rambut yang disasak hingga sebahu adalah paduan yang koheren dengan warna kulitnya yang putih bersih. Serta bibir sensualnya yang dilapisi lipstik warna merah muda itu, mengingatkan aku pada seorang pedangdut wanita, Lilis Karlina, yang selalu menggoda dalam setiap penampilannya. Lena – demikian aku memanggilnya – memang sejak dulu sangat pandai menjaga penampilan dan tubuhnya.

Diawali perjumpaan yang secara kebetulan itu akhirnya berlanjut di sebuah cafe, tempat yang sering kami singgahi sewaktu masa kuliah. Di dalam café itu, kami pun terlibat obrolan panjang; ceritera ngalor-ngidul. Hingga saat menjelang berpisah, kutanyakan padanya tentang keadaan Raymond, suaminya. Aku sangat menyesal, ternyata pertanyaanku membuat Lena terlihat seperti menahan duka yang mendalam. Meski hanya sekilas, aku menangkap perubahan dratis pada wajahnya. Muram ! tak seriang saat awal perjumpaan tadi.

“Hampir malam, Ton. Kita sudahi dulu, yach. Kita masih bisa bertemu lagi ‘kan? Oh, ya ! aku minta nomor HP-mu, dan ini kartu namaku,“ ucapnya kemudian, mengakhiri perjumpaan kami kala itu.

Hari-hari setelah perjumpaan dengan Lena, sikap dan pikiranku mengalami inkonsisten. Dalam artian, porsi waktu yang semestinya untuk bekerja nyatanya ku habiskan untuk bermenung dan berfikir.

Ah, bagaimana bisa bekerja dengan tenang, sementara wanita yang hampir menjadi pendamping hidupku kini kembali hadir, membawa misteri di dalam rumah tangganya. Misteri, mungkin kata yang paling tepat bila kuhubungkan dengan sikap Lena, yang mendadak saja berubah murung sewaktu kutanyakan tentang suaminya; Terkesan disembunyikan dan tak ingin dibahas.

Pada perjumpaan kami selanjutnya, kali ini Lena tidak melibatkan kedua putrinya. Dengan dibalut celana Jeans dan T-shirt ketatnya, aku sempat terkesima melihat penampilan Lena ‘bak seorang mahasiswi. Kamuflase yang sempurna !

Di sudut cafe itu, Lena lebih banyak bercerita, sementara aku masih dalam posisi sebagai pendengar setia.

Dengan wajah sumringah dia menceritakan seputar keindahan Pulau Dewata; tentang lautnya, turis-turis asing, adat istiadatnya hingga kaum Nobra, diceritakan secara detail. Benar-benar tidak ada peluang dan kesempatan bagiku untuk menyinggung masalah pribadinya, terutama tentang suaminya. Sebaliknya, Lena justru bertanya kepadaku tentang alasan mengapa belum juga menikah. Pertanyaan yang mudah namun sulit dijelaskan.

“Mungkin belum ketemu jodoh,” jawabku singkat. Dia seperti tak yakin dengan jawabanku.

Nonsens ! kamu yang mungkin terlalu selektif, atau ......” Lena tak segera melanjutkan ucapannya, dibiarkannya mengambang. Aku jadi penasaran ketika dia malah asyik menyedot juice alpokatnya.

“Atau kenapa? kok tiba-tiba diam,” kini aku yang balas bertanya.

“Aku takut salah menilai,” sahutnya dibumbui senyum kecil.

No problem ! salah-benar itu tergantung dari cara kita menyikapi sebuah persoalan.”

“Aku hanya ingin katakan, mungkin kamu terlalu introvert semenjak gagal menikahiku.”

“Oh, begitu toh penilaian kamu,” aku cuma manggut-manggut. Padahal, dalam hati aku berteriak : You’re all right ! kura-kura dalam perahu, sudah tahu bertanya pula.

“Tidak salah ‘kan penilaianku?” sergahnya seakan mengetahui isi kepalaku.

“Empat puluh persen ‘iya’, selebihnya aku memprioritaskan dulu masalah internal keluarga, membiayai kuliah adik, misalnya.”

“Beruntunglah adik yang punya kakak seperti kamu,” komentar Lena memuji. Sanjungan sebagus apapun, sulit rasanya mengobati hati ini. Sakit hati setelah kusadari wanita yang berada didepan mataku, akhirnya menikah juga dengan pria pilihan orang tuanya.

By the way, .... aku mungkin tidak lama lagi di Jakarta ini. Aku akan kembali ke Bali,” kata Lena memecahkan kebisuan setelah kami saling diam.

“Kapan?” aku terkejut.

“Minggu ini, barang kali.”

“Jadi, ..... ini pertemuan terakhir?” suaraku tersekat, rasa takut kehilangan dirinya tiba-tiba menyergap relung hatiku.

“Tergantung dari cara kamu menyikapinya, Ton.”

Aku menerka-nerka arah dan maksud kalimat yang diucapkan Lena. Sayangnya, aku gagal menemukan maknanya. Sama gagalnya mengorek sisi pribadi kehidupan rumah tangganya.

Di penghujung perjumpaan itu, ia memintaku untuk melakukan napak tilas; jalan-jalan menelusuri taman kampus, terus ke perpustakaan, nonton drama yang digelar anak-anak sastra, dan kembali ke cafe Ami, sebuah kantin kampus yang terkenal dengan bakso uratnya.

Aku pulang ke rumah, namun bayang-bayang Lena seolah masih berada di pelupuk mata. Esok, lusa atau untuk seterusnya, sosok wanita itu mungkin tidak dapat kujumpai lagi di kota kecil ini, Depok.

Kusesali diri, tak seharusnya kubiarkan dia pulang sementara hatiku masih terganjal oleh misteri rumah tangganya. Hm, mungkinkah dia lagi punya masalah dengan Raymond, suaminya?

Hari berikutnya, melalui sms kucoba layangkan permasalahan itu. Sia-sia ! tak ada respon. Kalau kuhubungi melalui ponsel, apa signifikansinya? toh mungkin dia sudah berada di Bali.

Akhirnya kuputuskan melupakan saja semua yang telah kualami itu, sebagaimana aku telah melupakan dirinya lima tahun silam.

“Belakangan ini, kuperhatikan kau sering melamun, Ton. Boleh kutahu masalahmu?” Aku terkesiap mendengar teguran Johan, dengan dialek Batak-nya yang sangat kental, duduk dihadapanku. Semula aku tak ingin sharring dengan teman sejawatku, tapi beban emosi ini terlanjur menggunung hingga tak sanggup kupikul lagi.

“Secara implisit, wanita itu sebenarnya sedang butuh perlindungan. Sengaja dia sembunyikan masalah rumah tangganya itu, Ton! hanya sekadar trik belaka,” begitu komentarnya usai kuutarakan uneg-uneg ini.

“Aku yakin,” Johan melanjutkan lagi, dalam dialek Batak-nya yang kian kental saja, “pasti ada yang tidak beres dengan suaminya. Yah, mungkin saja punya wanita simpanan. Kemungkinan itu bisa saja terjadi, toh?” Kengerian mendadak membayangi pikiranku sekiranya dugaan Johan itu ternyata benar.

“Kalau aku jadi kau,” Johan menjulurkan kepalanya mendekati pinggiran daun telingaku bermaksud membisik, tapi dialek Batak-nya itu benar-benar tak ketolongan lagi. “Ini kesempatan bagus, Ton! kejar dia meski harus menyebrangi lautan.”

Haruskan seperti itu? aku bukanlah tipe seorang pria pemburu cinta, yang mengorbankan segalanya demi sebuah ambisi. Kalaupun akhirnya aku dapat menjalin asmara dengan Lena, itu semata-mata faktor rutinitas dan intensitas saat menuntut ilmu di bangku kuliah.

Selagi aku mendengar wejangan teman sejawatku, ponsel di saku berdering. Rupanya aku mendapat sms dari Lena. Surprise ! segera ku tekan tuts massage-nya :

“S’belum ke bandara aku ttp srt tuk kamu di kantin Ami.”

Surat? ... tanpa pikir panjang, sepulang kerja aku segera meluncur ke tempat yang sering kami jadikan sebagai ajang pertemuan. Pemilik kantin itu sempat memberitahu bahwa surat itu diterimanya pagi tadi.

Amplop besar warna coklat itu baru aku buka setelah tiba di rumah. Selain kutemukan secarik kertas tulisan tangan Lena, kudapatkan pula guntingan koran lokal.

Memperhatikan gambar foto dan berita yang menghias koran itu, memberikan aku pada sebuah penjelasan : Raymond tewas bersama puluhan korban lainnya akibat bom yang dilakukan oleh aksi teroris, disebuah cafe tempat ia bekerja.

Aku tak menyangka, peristiwa yang menghebohkan dan sering kutonton lewat telivisi itu ternyata telah merenggut nyawa seorang pria; suami dari wanita yang pernah kucintai. Hm, barulah kusadari mengapa Lena begitu menampakkan kesedihannya sewaktu kutanyakan tentang suaminya.

Selanjutnya, pandanganku jatuh pada sepucuk surat. Dengan hati berdebar, kubaca surat itu :

Tony, kuanggap kau telah mengerti dengan keadaan ku sekarang. Sengaja aku tak berterus terang mengenai musibah itu. Hal ini kulakukan karena aku tak ingin merusak suasana kebersamaan kita. Aku pun ingin nikmati hari-hari sebagaimana layaknya kunikmati hidup ini; tanpa mesti ku toreh kembali pena tragedi dalam lembar hidupku. Sungguh aku beruntung telah mendapatkan ketenangan batin, bersama orang yang dulu pernah mencintaiku. Biarlah sepotong kangen ini kusimpan, mungkin suatu saat nanti kuperlukan lagi.

Who loses courage loses all ! jika kau punya keberanian, kunanti kedatanganmu di sana.

Salam manis,

Magdalena Puspitasari

Sepanjang malam, aku tak bisa memicingkan mata sekejap pun. Pikiran dan perasaanku melambung jauh menyebrangi lautan, hingga akhirnya mendarat di sebuah pulau, dimana Magdalena sedang menunggu kedatanganku.

***********

Rabu, Januari 21, 2009

Iseng Cari duit di Internet

Bener ga sih ngenet bisa menghasilkan uang? Kedengarannya lucu, soalnya yg aku tahu ngenet itu yah.. buang uang lah. Apalagi seperti aku ini, ngenet cuma sekedar pengisi waktu luang atau cuma tuk menyalurkan hobi yang terpendam. Weleh, barang kali ini merupakan sebuah misteri yang perlu diungkap. Kalo emang benar, alhamdulillah banget.... Nah, aku jadi penasaran trus mengobok-obok para blogger dan ketemulah webnya Mas Fauzy yang sarat dengan info tentang bisnis di dunia maya. Dari situlah aku mendapat dan sekaligus belajar seputar tips mendulang uang melalui internet (makasih Mas Fauzy, semoga amal baiknya dapat pahala dari Allah). Saat itu aku pernah dengar dan saksikan sendiri kalo temanku yang bernama Kang Achot pernah dikirimi dollar ama Mbak Google, itu tuh... Google Adsense. Wah, lumayan banget.... cuma ongkang-ongkang di depan monitor dikasih dollar-nya Obama. Keren kan... Dilatarbelangi keberhasilan Kang Achot itu lantas aku melatahkan diri melamar ke Google Adsense. Setelah melalui ujian tertulis alias ngisi formulir, aku disuruh menunggu 1 atau 2 hari akan mendapat kabar apakah lamaranku diterima atau sebaliknya. Walhasil, dua hari kemudian aku mendapat kabar melalui e-mail dan ternyata.... Google Adsense mengatakan ada kesalahan dalam pengisan lamaran mengenai bahasa blog yang aku gunakan (waktu ngisi ujian aku memilih bahasa English, namun nyatanya aku disuruh pake bahasa Indonesia atau Vietnam, begitu dalam e-mailnya). Akupun langsung balik lage ikut ujian tertulis dan aku isi dengan bahasa blog Indonesia. Trus nunggu lagi deh dua hari. Nah, pas pada saat pengumuman ujian tiba, aku mendapat e-mail kali ini menggunakan bahasa Indonesia. kubaca huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat .... dan kesimpulannya adalah... aku dinyatakan GATOT alias Gagal Total bin ditolak. Parahnya lagi, Google Adsense ga ngasih alasan apapun mengenai penolakanku. Weleh.... Tapi aku ga mau patah semangat, sebab aku dengar ada beberapa cara - selain Google Adsense - untuk mendulang duit. Yah, seperti iklan di atas itu. Tapi, aku belum begitu yakin apakah iklan yang aku pasang banner-nya dapat menghasilkan uang ? Kita liat aja nanti. Yah, ...namanya juga iseng-iseng....hehehe. Begitulah kawan...

Minggu, Januari 18, 2009

Ngenet Bersama Telkomsel Flash

Hampir 4 bulan ini saya ngenet menggunakan Telkomsel Flash, yang katanya sih pioneer dibidang layanan unlimited wireless internet berkecepatan 3G, tentu juga diimingi harga yang relatif ekonomis sebab dengan bermodalkan 125 ribu rupiah per bulan, Anda sudah bisa mengakses internet via jaringan 3G/HSDPA/ EDGE/GPRS di manapun dan kapanpun, tanpa batas, dengan kecepatan hingga 256 kbps.

Awal menggunakan Telkomsel Flash ini bermula ketika di kantor saya ada promosi Telkomsel Flash. Pucuk dicinta ulam pun tiba, demikian pikiran saya saat itu. Memang sejak lama saya mencari alternatif untuk internetan yang unlimited plus harga terjangkau.

Sebelumnya saya pernah ngenet dengan cara konvesional yaitu memanfaatkan pesawat telepon di rumah, hanya saja biaya yang harus dikeluarkan sebulan kemudian diluar dugaan, yakni mencapai 1,5 juta rupiah. Wow,….. tanpa pikir panjang lagi saya sudahi perpanjangan abodemen. Praktis sejak saat itu saya tak lagi bermain-main ke dunia maya, sekaligus putus hubungan dengan pihak Telkom.

Lantas saya mencari altenatif lain, dan pada waktu itu saya pernah membaca sebuah buku yang menawarkan berinternet dengan biaya murah. Saya beli buku tersebut dan setelah saya baca intinya adalah mengulas tentang kiat chatting dengan ponsel sebagai modem. Puih, ….. saya praktekan meski sulit walaupun akirnya berhasil juga sih. Namun tetap saja banyak keterbatasannya (saya memakai Nokia 6235 dan kartu Starone), walau cukup irit biaya. Keterbatasan inilah yang membuat saya tidak puas dan terus berusaha mencari alternatif lain. Hingga akhirnya saya berjumpa dengan Telkomsel Flash.

Saya langsung terpikat pada Telkomsel Flash, karena selain praktis juga ekonomis. Setelah melalui prosedur formal (mengisi formulir pendaftaran serta meneken Surat Pernyataan Berlangganan Paket Kontrak 1 Tahun), saya akhirnya dapat menggunakan Telkomsel Flash Unlimited Plan Volume Based kategori Advance, yang konon speednya up to 512 kbps, dengan biaya per bulan mencapai kurang lebih 350 per bulan (termasuk PPn 10%).

Pada awalnya saya langsung tancap gas berinternet ria sampai berjam-jam lamanya. Toh, inikan Unlimited sayang kalau cuma main sebentar. Awalnya saya benar-benar puas dengan speednya, tak meragukan saat download aplikasi, upload file. Pokoknya dijamin puas deh…

Namun beberapa bulan kemudian, saya mulai merasakan ketidak nyamanan saat browsing, terlebih ketika mengupload file. Speednya bagai siput.

Ah, saya benar-benar tak mengerti dan tentu saja kecewa. Secara tak sengaja saya membaca sebuah tabloid yang kebetulan membahas sedikit tentang koneksi internet menggunakan akses broadband, salah satunya adalah Telkomsel Flash. Usai membaca artikel tersebut barulah saya mengerti dan menyadari, bahwa ternyata ada semacam penurunan speed tiap bulannya. Menurut Si penulis artikel, dikatakan bahwa Pengguna Telkomsel Flash hanya dapat menikmati kecepatan penuh di 3GB awal setiap bulannya, setelah itu kecepatannya akan berkurang seiring jatah yang digunakan untuk berinternetan. Nah, lho…….

clip_image002

Posting via MS Word 2007

Bagi saudara-saudara yang tingkat mobiltasnya tinggi, dan hampir tak ada waktu untuk memposting artikel di web kesayangan, baik Wordpress maupun blogspot, ada metode yang cukup membantu kita untuk memposting tanpa mengganggu aktivitas saudara. So, koq bisa?... ya bisalah… Jika saudara menggunakan aplikasi Ms.Word 2007 di komputer anda maka manfaatkanlah. Sebab pada Ms.Word 2007 telah tersedia aplikasi untuk melakukan postingan. Adapun caranya sebagai berikut :

1. Sebagai awal koneksikan dahulu computer anda dengan intenet untuk melakukan register.

2. Setelah komputer anda terkoneksi, klik Office Button dan pilih New. Sesudah itu klik tombol Create.

3. Berikutnya klik tombol Register Now pada kotak dialog yang muncul.

4. Pada kota dialog New Blog Account yang muncul selanjutnya, pilihlah opsi Wordpress, misalnya di kotak kombo Blog.

5. Jika sudah klik tombol Next.

6. Lantas pada kotak dialog New Wordpress Account, masukkan nama blog Anda pada kota teks Blog Post URL, dan ketikkan pula username serta password halaman blog anda, masing-masing di kotak teks User Name dan Password.

7. Jika sudah klik OK.

8. Berikutnya klik tombol Yes pada kotak konfirmasi yang muncul.

9. Setelah itu klik tombol OK pada kotak konfirmasi keberhasilan proses registrasi yang telah Anda lakukan.

10. Setelah itu di jendela Ms. Word 2007 Anda akan mendapati sebuah halaman kosong yang fungsinya sebagai lembar kerja, disitulah nantinya Anda menulis postingan. Pada tahap ini Anda dapat memutuskan hubungan internet, dan apabila Anda merasa telah puas menulis artikel, maka anda dapat aktifkan kembali hubungan internet untuk melakukan postingan di web kesayangan Anda. Mudah bukan?

Ketika anda menulis artikel, Anda dapat melakukan beberapa tindakan misalnya, memilih jenis font, ukuran font, memasukkan image ataupun video kesayangan Anda.

Oh, ya… Anda dapat memaksimalkan Manage Account untuk memposting artikel ke web lain kesayangan Anda, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Saudara-saudara.

clip_image002

Tak ada istilah terlambat

Ada pertanyaan dari "dik Ranny" katanya aku koq ge pernah posting di blog ini? Benar, aku mang belum sempet posting artikel. Hanya beberapa foto dan video yg sempt ditampilkan di blog ini. Ada beberapa faktor yang menghambat aku untuk memposting artikel. Pertama, faktor waktu yg sangat sempit hingga nyaris menyita separoh dari waktu luangku. Kedua adalah karena aku mengalami kesulitan untuk mengambil tema apa yg cocok dan pas buat postingan. Masalah ini sangat mengganggu pikiran karena aku memang tidak pandai menulis. Tidak seperti"dik Ranny" yg begitu lancar dan penuh bobot dalam postingannya, juga tak kalah hebatnya adalah tulisan si centil pantshu dengan gaya bahasa yg lincah dan segar. Belum lagi melihat blognya di yuuki cantik. Pada setiap postingannya ada sesuatu yg dapat ditimba ilmunya, dan hampir selalu diselingi bahasa englishnya yg was wes wos mengalir seperti aliran sungai ciliwung, sedangkan aku cuma bisa oh yes, oh nooo, oh yess, oh, oh....

Mas Cuit sangat kreatif menulis di blognya dengan menampilkan kisah-kisah hidupnya dan sebagian lagi berisi beberapa puisi. Sementara bagi orang yg ingin menambah pengetahuan ada kawan kita yg lumayan pandai mengupas beberapa trik dan tips dibidang komputer dan lainnya, mampir aja ke Mbak Cinbi yg manis dan Kang Ucup, di sana mungkin kita bisa menimba ilmu.

Achot yang namanya populer di kalangan anak reporo adalah salah satu guruku dalam hal membuat blog. Ga tanggung-tanggung aku membuat 4 blog sekaligus dan itu berkat bimbing kang achot. Antara lain, aryokarlan.blogspot.com, viruscinta18.blogspot.com, viruscinta18.wordpress.com dan yg paling rumit dan melelahkan adalah ketika membuat maskaryo2.co.cc. Dari blog inilah aku mulai memahami bagaimana membuat domain dan hosting gratisan di internet. Th's mybro chot.....

Selain blog-blog di atas, ada beberapa teman reporo yang nampaknya mulai menekuni dunia blogger, sebut saja kang udjo, danielphone dan lain-lain. Aku sih berharap anak-anak reporo yang lain juga mengikuti jejak mereka untuk membuat blog atau web blog. Dan yang patut diancungi jempol dalam hal menghimpun anak-anak reporo di dunia maya ini adalah srikandi reporo yang juga sangat familiar, dia adalah Sagita. Cewek satu ini dengan ikhlas telah menyediakan tempat khusus sebagai ajang rendevous bagi chatter reporomania di forum reporo-nya.

So, tak ada istilah terlambat begitulah pepatah mengatakan. Dengan semanngat empat lima aku akan berusaha memulai posting walau ini baru permulaan. Dihari-hari berikutnya semoga aku diberi tambahan ilmu dan kesehatan agar selalu eksis di blog yang aku kelola ini. Weleh... capek juga nulis... Oke, kawan-kawan teruslah berjuang, berkarya, dan bersemangat.....

Ada kaba gembira, pada saat aku menulis posting ini, ternyata aku menemukan salah satu kawan kita telah membuat blog Gemini dan dia adalah Cerulen, sohibku yg sering pula kupanggil si Endut (hehehehe... abis subur banget sih). Oke, bro.... salam dan selalu sukses .

Posting Via Windows Live Writer

Memposting artikel ke blog kesayangan Anda dapat menggunakan aplikasi Windows Live Writer. Aplikasi ini cukup lengkap dan banyak dilengkapi beragam fitur hingga memudahkan Anda untuk berkreasi mempercantik blog kesayangan Anda. Jika Anda belum mempunyai aplikasi Windows Live Writer dapat download disini secara gratis.

Setelah Anda mendapatkan dan menginstal aplikasi Windows Live Writer di computer, Anda dapat langsung bekerja secara offline sebelum Anda mempublikasikanya ke dalam blog ketika Anda nantinya sedang online.

clip_image002

Inilah tampilan lembar kerja Anda untuk menulis Post. Disebelah kiri adalah tampilan beberapa plugin yang sangat dibutuhkan untuk mendukung arikel yang akan Anda posting ke dalam weblog. Misalnya, Anda ingin memasukkan video ataupun picture.

Untuk mendapatkan plugin yang berhubungan dengan video misalnya, Anda cukup menginstal plug-ins Insert Video Jnr setelah terlebih dahulu mendownload-nya dengan cara :

Arahkan crusor Anda ke Menu Tool > Option

Akan muncul kota dialog Option, aktifkan opsi Plug-ins di sisi kiri kotak dialog kemudian klik link Add a Plug-ins.

clip_image004

Selanjutnya Anda akan dibawa online ke situs Windows Live. Untuk itu, pastikan komputer anda terkoneksi dengan internet. Lantas ketikkan teks “Insert Video Jnr” pada kota teks Search untuk memudahkan Anda mencari plug-ins tersebut, lalu tekan Gallery. Sampai disini Anda dapat mencari plugin-plugin sesuai kebutuhan Anda.

Jika Anda merasa puas mendapatkan plugin-plugin tersebut, Anda bisa mulai berkreasi menulis post.

Memasukkan Account Weblog

Berikut ini langkah-langkah untuk memasukkan atau mendaftarkan account weblog Anda ke Window Live Writer.

Pertama bukalah menu Weblog > Add Weblog Account

Muncul kotak dialog Add Weblog Account, aktifkan opsi Another weblog service, sesudahnya tekan Next

clip_image006

Kemudian isilah Weblog Homepage URL, setelah itu isi Username dan Password blog milik anda, selanjutnya klik Next.

Proses deteksi weblog setiing mulai berlangsung, tunggulah beberapa saat hingga proses tersebut usai.

clip_image008

Setelah itu Anda akan dihadapkan pada tampilan jendela berikutnya yaitu Select Provider, sorot kotak kombo Type of weblog that you are using kemudian pilih jenis blog yang Anda gunakan, apakah wordpress atau blogger dan sebagainya.

Proses deteksi weblog setting kembali berlangsung, tunggulah hingga usai.

Jika muncul kotak dialog Allow Writer to Creat a Temporary Post, langsung klik Yes.

Sesudah itu Anda akan dihadapkan pada tampilan jendela terakhir Weblog Configuration Complete, tekanlah tombol Finish untuk mengkhirinya.

Mudah bukan?..... Yup, dicoba deh….

clip_image010

 

Komentar Tamu

Mengenai Saya

Foto saya
Tinggi di sebuah kota kecil, depok jawa barat, kalo mo kerumah koe dan nggak ketemu tanya aja ama tukang pos, dijamin Anda akan tersesat lebih jauh. Nah, mendingan kontak aja di viruscinta18@gmail.com. Mudah bukan,...Tetap semangat dan berkreatifivitas....Salam.

Link Penting

Sample Text