Jangan anggap sepele judul di atas. Apa Anda kira itu suatu banyolan? Eit,… ini serius. Sebab, sebagaimana diwartakan oleh www.poskota.co/Indonesia Media, gara-gara kencing tikus seorang nenek dikabarkan meninggal dunia. Tumijah, demikian nama nenek berusia 78 tahun ini menghembuskan nafas terakhirnya ketika menjalani perawatan di RS Tarakan, Jakarta Pusat (Jakpus).
Kabid Perawatan RS Tarakan, Zuraidah menjelaskan Tumijah wafat, Jumat (6/2) pukul 04.00 dinihari setelah dirawat selama enam hari. Korban warga Jl. Kalimati RT 12 RW 02 Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat. "Saat masuk kondisinya sudah kritis," ujarnya, Jumat (6/2).
Sebelumnya, Didin, 55, warga Jalan Sawo IV RT 09 RW 02 Cibodas, Jatiuwung, Tangerang juga meninggal dunia saat dirawat di RS Tarakan. Sehingga korban meninggal akibat penyakit ini jadi dua orang. "Satu pasien bernama Marhamah, 59, warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat, saat ini masih dirawat dan kondisinya telah membaik," kata Zuraidah.
Penyakit ini akibat bakteri dari kencing tikus atau anjing yang dibawa banjir. Penderita gejala umumnya diantaranya demam tinggi, nyeri sendi. Kalau sudah parah busa menyerang otak sehingga penderita kehilangan kesadaran, menyerang jantung dan ginjal. Dalam dunia kedokteran penyakit ini lazim disebut Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis sesungguhnya tergolong zoonosis, yakni jenis penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia. Penyebabnya adalah bakteri leptospira, bakteri yang berbentuk panjang dan spiral, yang hidup dan berkembang biak di tubuh hewan. Hewan pengerat seperti tikus dan tupai, adalah hewan yang paling mudah terjangkiti bakteri ini. Namun, bukan tak mungkin hewan ternak seperti babi, ayam dan hewan peliharaan seperti burung, kucing dan anjing bisa terkena bakteri ini juga.
Bakteri leptospira keluar bersama denga urine hewan dan masuk ke tubuh manusia melalui telapak kaki, selaput lender, mata, hidung, kulit luka atau terkena eksim, air, dan makanan. Begitu masuk ke aliran darah, dalam 4-10 hari, bakteri ini akan menyebar ke seluruh tubuh.
Penyakit leptospirosis sering juga disebut penyakit demam banjir, padahal penyakit ini bisa muncul juga di musim kemarau. Memang, ketika banjir melanda, kemungkinan orang yang terinfeksi lebih banyak. Ini disebabkan bakteri leptospira bisa mengendap di tanah dan bertahan sampai hitungan bulan. Begitu ada banjir, bakteri yang mengendap di dalam tanah terbawa air dan menempel di lantai, dinding, perabot, dan benda-benda yang terkena banjir. Penyebab lain kenapa di saat banjir penyakit leptospirosis lebih mudah berjangkit adalah karena ketika banjir, sarang-sarang tikus terendam. Tikus pun akan segera mencari tempat yang aman. Pada saat tikus-tikus mengungsi kandung kemihnya yang lemah membuat urine lebih mudah berceceran di berbagai tempat.
Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis, karena penyakit ini tidak lazim dan sering dikira penyakit kuning. Padahal, jika terlambat diobati, penyakit ini bisa merusak organ-organ seperti ginjal, hati dan otak. Oleh karena itu, cegahlah sedini mungkin dan waspadai gejala yang timbul.
Bagaimana gejala klinis?
Stadium Pertama
Gejalanya seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, malaise (lesu/lemah), muntah, konjungtivitis (radang mata), rasa nyeri otot betis dan punggung. Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 hingga 9 hari
Gejala Yang Karakteristik
Pertama, konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/ purulent (kemerahan pada mata). Kedua, rasa nyeri pada otot otot
Stadium Kedua
Pertama, terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita. Kedua, gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama. Ketiga, apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis. Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
Komplikasi Leptospirosis
Pada hati: kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
Pada Ginjal: Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
Pada Jantung: Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak
Pada paru paru: Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
Perdarahan: pendarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia dan mata (konjungtiva)
Pada kehamilan: Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati
Bagaimana pencegahannya?
Membiasakan diri dengan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain:
Pertama, menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Kedua, mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan. Ketiga, mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah, kebun, sampah, tanah atau juga selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya. Keempat, melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
Kelima, menjaga kebersihan lingkungan. Keenam, menyediakan dan menutup rapat tempat sampah. Ketujuh, membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang. Kedelapan, menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung. Sembilan, menghindari pencemaran oleh tikus. Sepuluh, melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus serta meningkatkan penangkapan tikus.
Pengobatan
Pertama, pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak dipasaran, seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline).
Kedua, Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine. Ketiga, bila terjadi komplikasi, angka kematian dapat mencapai 20%. Keempat, segera berobat ke dokter terdekat. (yz/Sumber: Sudin Yankes Jakarta Utara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya